Kembalilah kepada Allah Ta’ala. Dialah sumber segala kebaikan. Dialah satu-satunya Zat yang bisa melindungi kita dari setan, keterpurukan, keburukan, kesedihan, kekalahan, kekecewaan, dan segala jenis ketidaksukaan lainnya.
Ketika kaum Muslimin kalah dalam Perang Uhud, yang disebabkan mundurnya tiga ratus kaum munafikin hingga jumlah pasukan hanya tujuh ratus dari jumlah seribu, ditambah lagi dengan silaunya beberapa oknum akan harta rampasan perang sehinga melupakan wasiat Nabi, Allah Ta’ala sama sekali tak menyalahkan kaum Muslimin.
Justru, terhadap hamba-Nya yang berbuat salah, Allah Ta’ala menghibur dan memotivasi dengan menurunkan ayat-ayat yang menyejukkan hati.
Disebutkan oleh-Nya, jika kalian terluka dalam Perang Uhud dengan wafatnya tujuh puluh sahabat, orang kafir pun mengalami kekalahan, kesedihan, kenestapaan, dan kehinaan yang lebih parah dalam Perang Badar.
Bedanya, pahala tetap didapatkan oleh kaum Muslimin, sedangkan siksa ditetapkan bagi mereka yang ingkar, meski menang dalam peperangan yang terjadi di Gunung Uhud.
Selain hiburan, Allah Ta’ala juga menurunkan ayat motivasi bagi kaum Muslimin yang baru saja mengalami kekalahan. Allah Ta’ala berfirman, agar kaum muslimin tidak bersikap lemah atau pun bersedih.
Janganlah Bersikap Lemah
Jangan sekali pun bersikap lemah. Apa pun yang terjadi, bersikap tegar dan kuatlah, sebab Allah Ta’ala menolong kaum Muslimin yang berjuang di jalan-Nya. Separah dan nestapa apa pun luka dan duka yang menyambangi, jangan sekali-kali bersikap lemah! Karena Dia akan memberikan pertolongan kepada siapa yang menolong agama-Nya.
Jangan lemah! Sebab muslim dan mukmin yang kuat lebih dicintai Allah Ta’ala dan Rasul-Nya. Jangan lemah, karena Islam akan kuat dengan umat-umatnya yang perkasa; akidahnya, akhlaknya, agamanya, hartanya, juga fisiknya.
Jangan lemah! Sebab sikap itu adalah cerminan dari hati yang tak terhubung dengan Rabb-Nya.
Jangan Bersedih Hati
Tak perlu sedih dengan kekalahan yang terjadi; di dalamnya ada hikmah yang agung untuk diri dan generasi setelahnya. Usah gundah bercampur gulana, sebab kejayaan memang dipergilirkan. Tak perlu risau, sebab Dia tak hanya menilai hasil. Bahkan, pahala telah tercatat bagimu sejak memulai niat.
Jika bersedih atas kalah, padahal yang dilakukan adalah memperjuangkan agama Allah Ta’ala, adakah guna dari kesedihan itu? Adakah untung dan manfaat yang didapat? Apakah kebaikan yang dirasakan?
Mengapa Allah Ta’ala melarang kaum Mukminin berlemah diri dan bersedih hati? Sebab, kita adalah umat yang terbaik jika iman senantiasa ada dan mengakar di dalam hati, lalu tumbuh dan berbuah dengan amalan-amalan fisik berupa kemanfaatan untuk sesama. Semoga Bermanfaat !
Sumber : http://kisahikmah.com/