Sekitar bulan Juni tahun 2014, seorang jamaah kaum Muslimin menyampaikan pertanyaan yang sangat bagus kepada dai kondang Kiyai Haji Muhammad Arifin Ilham. Katanya dengan nada akrab, “Bang, beri aku nasihat singkat. Apa yang seharusnya Aku lakukan di dunia yang sebentar ini agar mendapatkan bahagia sampai akhirat?”
Meski disampaikan hampir dua tahun yang lalu, pertanyaan ini masih sangat relevan dan akan senantiasa dibutuhkan jawabannya. Sebab orang-orang beriman senantiasa mendambakan hidup bahagia di dunia hingga akhirat.
Mengawali jawabannya, Kiyai Arifin yang kini bahagia dengan dua bidadari dan tujuh anaknya ini memuji nama Allah Ta’ala, “Subhanallah, sahabat shalihku.”
“Karena di dunia ini sebentar, maka sibukkanlah diri dalam ibadah, amal shalih, Istiqomah dalam ketaatan, rendah hati, berbaik sangka atas semua takdir Allah,” ujar dai yang mengawali dakwah dari Masjid al-Amru Bit-taqwa Depok Jawa Barat ini.
Selain itu, beliau juga menyampaikan kiat-kiat lain dalam kaitannya seorang hamba sebagai makhluk sosial. Kata beliau, “Sayangi semua makhluk Allah Ta’ala, sampai mereka yang membencimu. Tebarkan cahaya dakwah dan asyikkan diri dalam muhasabah di penghujung malammu.”
Sebuah nasihat yang sangat indah. Pesan cinta yang sangat mendamaikan. Petuah bernas yang penuh dengan muatan kasih sayang islami. Sebuah tuturan menyejukkan hati yang sangat jauh dari makna teror yang sering diidentikkan oleh musuh Islam kepada sebagian kaum Muslimin. Meski disampaikan lewat media sosial, nasihat ini amat membekas lantaran berasal dari hati yang tulus dan pikiran jernih sang pemberi nasihat.
Sebagai akhiran, dai yang majlis dzikirnya dihadiri puluhan ribu jamaah di Masjid az-Zikra Sentul Bogor Jawa Barat ini menulis, “Sebelum rehat malam ini, jangan lupa untuk berwudhu, berzikir sampai tertidur, dan berazam (niat yang sungguh-sungguh) untuk shalat malam.”
Dilihat dari jumlah karakter dan panjang postingan, nasihat ini terbilang singkat. Tapi isinya sangat padat dan amat sukar untuk dikerjakan, kecuali atas pertolongan Allah Ta’ala.
Secara umum, dai kelahiran Banjarmasin ini berwasiat agar kaum Muslimin senantiasa sibuk memperbaiki diri, bahkan terus menerus berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat sekalipun.
Wallahu a’lam.
Sumber : http://kisahikmah.com/